Translate

Rabu, 18 Februari 2015

Seni Menata Hati dalam Bergaul

          Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.  

  1. Aku Bukan Ancaman Bagimu
Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tagannya." (HR. Bukhari)
a. Hindari penghinaan  Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.

b. Hindari ikut campur urusan pribadi  Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.

c. Hindari memotong pembicaraan  Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.

d. Hindari membandingkan  Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.

e. Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya  Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.
f. Hindari merusak kebahagiannya  Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.

g. Jangan mengungkit masa lalu  Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutupi. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama denga mengajak bermusuhan.
h. Jangan mengambil haknya  Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan asa tidak suka dan perlawanan yang tentu akan merusak hubungan.. Sepatutnya kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.

i. Hati-hati engan kemarahan  Bila anda marah, maka waspadalah karenan kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucaan dirasakan berlebihan.

j. Jangan menertawakannya  Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.

k. Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut  Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.



2. Aku menyenangkan bagimu
a. Wajah yang selalu cerah ceria  Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).

 b. Senyum tulus  Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.

c. Kata-kata yang santun dan lembut  Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.

d. Senang menyapa dan mengucapkan salam  Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena demikianlah yang dicontohkan Rasulullah.

e. Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.

f. Bersikap sangat sopan dan penuh penghormatan  Rsulullah jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.

g. Senangkan perasaannya  Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.

h. Penampilan yang menyenangkan  Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah. i. Maafkan kesalahannya  Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.

3. Aku Bermanfaat Bagimu Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai manfaat yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.

a. Rajin bersilaturahmi  Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih sayang.

 b. Saling berkirim hadiah  Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.

c. Tolong dengan apapun  Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, wakt atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya.

d. Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.


e. Sumbangan ilmu dan pengalaman  Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain. Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka, kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan tersa nikmat, karena tidak mengharapkan sesuatu dari orang melainkan kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah Swt.  KH. Abdullah Gymnastiar, Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, bisa dihubungi melalui aagym@indo.net.id                

 Copyright © 2002 by Puslitbang Daarut Tauhiid Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Jumat, 09 Januari 2015

Example : Praktikum Eksperimen

  LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN

1.    Nama Eksperimenter             : Lelia Darwitaningrum
2.    Nomor Mahasiswa                  : 1300013184
3.    Nama Subjek                          : a. Axxxxxxxx
                                                         b. Fxxxxxxxxxx
4.    Jenis Kelamin                         : a. Perempuan
                                                         b. Laki – Laki
5.    Umur                                       :  a. 18 Tahun
                                                         b. 18 Tahun
6.    Pendidikan                              : a. Mahasiswi  S-1 Psikologi
                                                          b. Mahasiswa S-1 Psikologi
7.    Nama Eksperimen                  : PERSEPSI
8.    Nomor Eksperimen                : III
9.    Tanggal Eksperimen               : 12 Desember 2014
10.   Waktu                                      : 10.00 – 12.00 WIB
11.   Tempat Eksperimen               : Laboraturium Eksperimen Fakultas
                                        Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
                                        Yogyakarta


I.      Problem
Apa yang kita rasakan dan kita lihat memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita . Parsepsi adanya dua faktor baik internal maupun eksternal.
II.    Dasar Teori
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra. Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena terjadi di luar kesadaran.
Parses merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indra. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. (Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berpikir. Edisi 2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.   Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
a.     Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
b.    Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
c.    Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
d.    Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
e.     Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
f.     Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. (Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum)
2.   Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
a.    Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
b.    Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
c.    Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
d.    Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
e.    Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam. (Sobur, Alex.2011. Psikolgi Umum)
III.   Hipotesis
 Adanya pengaruh persepsi terhadap perilaku.
IV.  Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang digunakan adalah within subject design / treatment by subject design yaitu desain yang diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1938, disebut juga dengan penelitian N-kecil. Ada tiga tahap penelitian eksperimental yang terlibat dalam  within subject design. Pertama, menciptakan garis dasar perilaku. Ini dilakukan dengan mengukur perilaku dalam penyelidikan selama waktu tertentu. Kedua, memberikan VB dan kemudian mengukur VT yang muncul, serta memperhatikan jika adanya perubahan. Ketiga, tidak memberikan VB dan terus mengukur VT selama waktu tertentu. Berbeda dengan between subject yang melakukan kontrol eliminasi dan konstansi kondisi sebelum dilakukan penelitian, pada within subjek tidak hanya dilakukan sebelum penelitian tetapi juga saat penelitian.
R
Kelompok
Urutan 1
Urutan 2
Urutan 3
K1
XA Y
XB Y
XO Y
K2
XA Y
XO Y
XB Y
K3
XB Y
XO Y
XA Y
K4
XB Y
XA Y
XO Y
K5
XO Y
XA Y
XB Y
K6
XO Y
XB Y
XA Y
Keterangan :
R       : Random
K       : Kelompok
XA     : Perlakukan berupa minuman merk A
XB      : Perlakukan berupa minuman merk B
XO    : Perlakukan berupa minuman tanpa merk
Y       : Pengukuran
V.     Prosedur
a.   Material
1.   Air Mineral
2.   Gelas Plastik
3.   Lembaran Pencatatan Hasil
4.   Lembar observasi ( lampiran 3 )
b.  Prosedur Pelaksanaan
1.   Seluruh eksperimentee diminta memasuki ruangan, eksperimenter bersama dengan asisten mengundi  eksperimentee, dari seluruh eksperimentee siapa yang masuk kelompok 1,2,3,4,5, dan 6.
2.   Eksperimenter bersama – sama dengan asisten melakukan random assignment yaitu mengundi urutan tugas yang akan diberikan pada keenam kelompk eksperimentee. Urutan tugas terdiri atas enam macam, yaitu ABO, AOB, BOA, BAO, OAB, OBA. Penyusunan enam urutan tugas dimaksudkan sebagai counterbalancing, yaitu teknik untuk mengontrol error yang diakibatkan oleh pengaruh urutan.
3.   Eksperimenter menjelaskan tujuan percobaan yaitu untuk survei terhadap jenis – jenis air mineral.
4.   Eksperimentee di minta duduk, kemudian eksperimenter memberikan tiga gelas berisi air mineral dengan urutan sesuai hasil penugasan sesuai random.
5.   Instruksi: “ Di meja Saudara terdapat tiga gelas air mineral dari bebrapa merk. Tugas saudara adalah meminum satu persatu air yang ada di dalam gelas tersebut, kemudian membuat katakan mana air mineral yang menurut Saudara paling enak hingga yang paling tidak enak dengan skor 3,2,1. Berikan jeda waktu sesaat sebelum Saudara berganti dari satu gelas ke gelas lainnya.
6.   Eksperimentee diminta untuk memberikan penilaian terhadap tiga jenis air mineral yang akan disajikan. Air mineral tersebut terdiri dari merk-A, merk-B, dan merk-O ( tanpa merk ). Nilai bergerak dari angka 1 hingga 3. Angka 3 untuk minuman yang dianggap paling enak dan angka 1 untuk minuman yang dirasa kurang enak.
7.   Eksperimentee dipersilahkan meninggalkan ruangan.
VI.   Pencatatan Hasil
  Pencatatan Hasil Kelompok mengikuti tabel berikut :
Eksperimentee
Merk-A
Merk-B
Merk-O
Urutan Tugas
Nisrina
1
2
3
ABO
Feri
3
2
1
ABO
Rida
3
1
2
ABO
Indri
2
3
1
AOB
Fani
3
2
1
AOB
William
1
3
2
AOB
Fery
3
2
1
BOA
Fanyy. C
3
2
1
BOA
Danang
2
1
3
BOA
Muhtar
3
2
1
BOA
Dara
3
2
1
BAO
Agung
2
3
1
BAO
Mita
3
2
1
BAO
Rini
1
3
2
BAO
Hayyu
1
2
3
OAB
Siti
3
2
1
OAB
Wintari
3
1
2
OAB
Esti
1
3
2
OAB
Fitri
3
2
1
OBA
Ayu
3
1
2
OBA
Yuyun
3
2
1
OBA
Fuzi
2
3
1
OBA
TOTAL
52
46
34

VII.      Analisa Hasil
            Hasil eksperimen dianalisis dengan within subject design / treatment by subject design diperoleh  p = 0,022 (tidak signifikan) sebab p >0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi dengan perilaku.
Descriptive Statistics

N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
A
22
2.3636
.84771
1.00
3.00
B
22
2.0909
.68376
1.00
3.00
C
22
1.5455
.73855
1.00
3.00

Ranks

Mean Rank
A
2.36
B
2.09
C
1.55

Test Statisticsa
N
22
Chi-Square
7.636
df
2
Asymp. Sig.
.022
a. Friedman Test 




VIII.    Diskusi
          Terdapat perbedaan persepi dari masing – masing eksperimentee yang menguji setiap merk yang telah disediakan. Didapati merk-A memiliki kriteria paling disukai di bandingkan merk-B dan merk-O, tetapi dari hasil uji, mendapatkan bahwa ternyata persepsi tidak terlalu mempengaruhi perilaku ketika eksperimentee mencicipi setiap minuman tiga merk tersebut. Sehingga faktor-faktor internal dan faktor eksternal sangat memepngaruhi. Faktor Internal; fisiologis, perhatian, minat, kebutuhan, ingatan, dan suasana hati, sedangkan pada faktor eksternal ; stimulus, warna dari objek, keunikan dan kekontrasan stimulus, Intensitas dan kekuatan dari Motion atau gerakan.  Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
IX.      Simpulan
       Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi dengan perilaku.
X.     Observasi Dalam Eksperimen
     Eksperimentee 1 (Urutan Tugas ABO)
1.   Nama                   : Fxxxxxxxx
2.   Jenis Kelamin      : Laki – Laki
3.   Umur                    : 18 Tahun
4.   Pendidikan           : Mahasiswa S-1 Psikologi
5.   Hasil Observasi    :
Eksperimentee masuk pada rutan ABO, dimana ekskperimentee diminta untuk mencicipi rasa dari ketiga merk yang telah di sediakan. Ketika eksperimentee mulai menguji rasa dari masing – masing merk, eksperimentee nampak memikirkan dan mengira- ngira dari merk tersebut sampel nya di ambil dari minuman merk apa. Kemudian  ekperimentee mulai mencicipi setiap merk sesuai urutan yaitu A-B-O, eksperimentee nempak fokus, menggunakan tangan kanannya untuk menompang kepala, mata nampak  fokus menatap setiap merk yang telah di minum dan duduk dengan tenang.
   Eksperimentee 2 (Urutan Tugas OAB)
1.   Nama                   : Axxxxxxxxxxx
2.   Jenis Kelamin      : Perempuan
3.   Umur                    : 18 Tahun
4.   Pendidikan           : Mahasiswi S-1 Psikologi
5.   Hasil Observasi    :
Eksperimentee masuk pada urutan OAB, dimana ekskperimentee diminta untuk mencicipi rasa dari ketiga merk yang telah di sediakan. Ketika eksperimentee memulai menguji rasa dari masing – masing merk, eksperimentee nampak memikirkan dan mengira- ngira dari merk tersebut sampel nya di ambil dari minuman merk apa. Kemudian ekperimentee mulai mencicipi setiap merk sesuai urutan yaitu O-A-B, eksperimentee nempak fokus, mata bergerak melirik kenan dan kekiri kemudian fokus menatap setiap merk yang telah di minum.
Observasi dalam Kelas:
          Dalam persiapan kurang cepat dan pelaksanaan eksperimen juga kurang tepat waktu, kurang adanya koordinasi antara masing – masing praktikan dalam menyiapkan keperluan yang akan di gunakan dalam eksperimen. Tidak adanya kesadaran pribadi untuk cepat mengerjakan keperluan praktikan yang belum di selesaikan. Sehingga membuat eksperimentee menunggu agak lama.
XI.    Kegunaan Sehari – Hari
1.      Ketika kita melihat seseorang yang baru dikenal maka kita akan mepresepsikan sifat – sifat nya dengan hanya melihat perilakunya.
2.      Ketika kita mendengarkan sebuah lagu maka kita terkadang memikirkan  masa lalu.
3.      Ketika kita melihat sebuah masalah terkadang kita berfikir salah tentang penyebabnya sebelum ditelusuri lebih dulu penyebab sebenarnya.



Yogyakarta, 12 Desember  2014
Eksperimenter,


Lelia Darwitaningrum 

Nilai     : .......................

Asisten : Rizki Nurmalasari